INSTRUMENTASI
PEREKAMAN LUBANG BOR
Logging adalah teknik untuk
mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen
khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti
elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data
nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida
formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari
dinding sumur, dsb.
Logging tool (peralatan utama
logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal)
diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman
yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini
ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara,
arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam
formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai
macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan
sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu
dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit
di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer
menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos
paper yang dinamakan log.
Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.
Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.
Logging dalam pelaksanaannya
terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging While Drilling. Wireline log
sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel setelah pengeboran
dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-While-Drilling
(LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya
dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur
pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya
juga berupa grafik log di atas kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi
informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray) sedini mungkin
pada saat pemboran.
Gambar
wireline log dan logging while drilling
Drilling
string atau sering disebut rangkaian pemboran adalah serangkaian peralatan yang
disususn sedemikian rupa, sehingga merupakan batang bor, seluruh peralatan ini
mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan untuk melakukan sirkulasi
fluida atau mud.
Bagian
ujung terbawah dari rangkaian pemboran adalah pahat bor atau bit yang gunanya
untuk mengorek atau menggerus batuan, sehingga lubang bor bertambah dalam.
Diatas
pahat bor disambung dengan beberapa buah drill colar, yaitu pipa penyambung
terdalam susunan rangkaian pemboran, untuk memungkinkan pencapain kedalaman
tertentu, makin dalam lubang bor makin banyak jumlah drill pipe yang
dibutuhkan.
Diatas
drill pipe disambung dengan pipa kelly, yang bertugas meneruskan gerakan dari
rotary table untuk memutar seluruh rangkaian pemboran.
Diatas
kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat
perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari system sirkulasi , fluida
pemboran melalui pipa bertekanan tinggi, bagian atas dari kelly ada bail untuk
dikaitkan ke HOOk supaya memungkinkan turun seluruh rangkaian pemboran.
Peralatan
– peralatan lain yang melengkapi susunan rangkaian pemboran :
·
Bit sub adalah sub penyambung antara
pahat dengan drill colar
·
Float sub adalah sub penyambung yang
dipsang bit sub dan drill colar, berfungsi untuk menutup semburan /tekanan
formasi kedalam rangkaian pemboran secara otomatis.
·
Stabilizer adalah alat yang dipasang
pada susun drill colar, yang berfungsi untuk menstabilkan arah lubang bor dan
mengurangi kemungkinan terjepitnya rangkaian pemboran yang diakibatkan oleh
diferensial pressure.
·
Kelly saver sub, adalah alat yang
dipasang dibagian ujung bawah kelly, berfungsi untuk melindungi ulir kelly agar
tidak cepat rusak.
·
Lower kelly cock adalah alat yang
dipasang antara kelly dan kelly saver sub, befungsi untuk alat penutup semburan
/tekanan dari dalam pipa pada saat posisi kelly diatas Rotary Table.
·
Upper Kely cock adalah alat yang
dipasang diantara kelly dan swivel, berfunsi untuk menutup semburan/tekanan
dari dalam pipa saat kelly down.
Operasional
Logging
1. Logging unit dan personil harus siap di
sekitar lobang bor setidaknya setengah jam menjelang pemboran selesai.
2.
Petugas logging harus
dilengkapi/memakai film badge yang sudah dikalibrasi di instansi yang terkait,
atau ada dosimeter yang selalu dibawa dalam kegiatan logging (bisa cukup
dosimeter saku)
3.
Sumber radiasi selalu jauh dari kerumunan
manusia
4.
Detektor senantiasa dikalibrasi bila
geologist memandang perlu kalibrasi.
5.
Saat probe menjelang dimasukan ke
lobang sumur, jendela sumber radiasi senantiasa menghadap ke tempat yang tidak
ada manusia
6.
Walaupun pendaran radiasi sangat
kecil, tetapi tidak dibenarkan meremehkan efek dari radiasi. Hal yang harus
diingat bahwa bagi manusia ambang maksimal yang dibolehkan terkena radiasi
hanya 5,000 miliram pertahun. Sehingga meminimalkan terkena radiasi harus
diusahakan sebisa mungkin.
7.
Setelah juru bor menyatakan proses
pemboran selesai sesuai permintaan geologist, maka segera probe masuk ke lobang
bor.
8.
Peralatan bor baru boleh pindah ke
lokasi berikutnya setelah probe berhasil mencapai dasar sumur atau sudah
mencapai kedalaman yang diinginkan oleh geologist..
9.
Log yang diperlukan adalah Double Gamma Density, Natural Gamma Dan
Kaliper.
10.
Untuk LSD (Quality Log) Dibuat Scala 1 : 100 sementara untuk SSD (Thickness Log) dibuat Scale 1 : 20 atau
1 : 25. Pembedaan scala harus didasarkan pada perbedaan kecepatan perekaman.
Dimana untuk LSD sekitar 6 meter permenit sementara untuk detail scale sekitar
2 meter permenit. Atau hal ini bisa dibicarakan dengan logging engineer.
11.
Setelah perekaman selesai dan ujung probe sudah sampai ke permukaan, segera
sumber radiasi dimasukkan kembali ke container dan diamankan dengan jarak aman.
12.
Sumber radiasi disimpan di camp jauh dari tempat manusia berada. Sebaiknya
disimpan dalam lobang tanah yang digali husus sehingga mudah mengeluarkan dan
menyimpan. Posisi lobang ini tetap harus jauh dari tempat orang-orang berada.
Log
Listrik
Prinsip
dasar dari log listrik (electrical log) adalah mengukur besarnya tegangan dan
arus dari suatu interval batuan dengan ketebalan tertentu. Log listrik digunakan untuk mengetahui sifat kelistrikan
batuan serta jenis kandungan yang ada dalam pori-porinya.
Dari pengukuran arus listrik dan tegangan yang di lewatkan interval batuan
tersebut di atas dapat diketahui tahanan
(resistivitas)nya. Jadi alat yang di masukkan dalam lubang bor berfungsi
sebagai elektroda arus dan elektroda tegangan.
Pengembangan
lebih lanjut dari log listrik adalah yang disebut sebagai log induksi (induction log). Log
Induction yaitu log yang bekerja pada lumpur air tawar dengan resistivitas
formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0. Alat induction menentukan
resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan
transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitude
konstan yang akan menimbulkan medan magnet dalam batuan. Medan magnet ini
menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada gambar di bawah. Besarnya arus
ini sama dengan konduktivitas batuan.
Dapat
diketahui bahwa lebih baik menggunakan alat induction log jika:
Rmf
/ Rw > 2.5
Rt
< 200 ohm – m
Tebal
lapisan lebih dari 10 feet
Bila
porositas ada di bawah garis Rw, Tapi Rmf / Rw masih > 2.5 maka alat
lateralog di anjurkan untuk dipakai.
Log
induksi digunakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang selanjutnya
dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi banyak
menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.
Gambar prinsip kerja log induksi
Log
SP
SP
log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di
permukaan dengan elektrode yang bergerak di dalam lubang bor, terhadap
kedalaman lubang bor.
Pada
sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan logging dengan
berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log Listrik, Log Radioaktif
serta berbagai jenis log lainnya. tahap pertama dalam analisa log adalah
mengenal lapisan permeable dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan
adalah Spontaneous Potential (SP) Log.
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.
Kegunaan
dari log SP adalah untuk :
·
Identifikasi lapisan-lapisan permeabel
·
Mencari batas-batas lapisan permeabel
dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan itu.
·
Menentukan nilai resistivitas air
formasi, Rw
·
Memberikan indikasi kualitatif lapisan
serpih
Pengukuran
log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat / tool ke dalam
lubang dan di permukaan. Dimana suatu elektroda diturunkan ke dalam lubang
sumur lalu alat tersebut akan merekam potensial listrik pada berbagai titik
dengan reference potensial elektroda di permukaan tanah. Lumpur yang digunakan
harus bersifat conductif. Logging speed yang dicapai alat ini bisa mencapai
1500 m/hr.
Kelebihan
dan Kekurangan Log SP. Log SP memiliki kelebihan – kelebihan sebagai berikut :
1.
Bereaksi hanya pada lapisan permeable
2.
Mudah pengukurannya
3.
Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4.
Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable
Adapun
kekurangan – kekurangan dari Log SP yaitu :
1.
Tidak bekerja pada oil base mud
2.
Tidak bereaksi bila Rmf = Rw
3.
Dapat terpengaruh arus listrik
4.
Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.
Log
Sinar Gamma
a.
Sinar
Gamma Alamiah
Gambar.
log gamma alamiah
Gamma Ray Log adalah suatu kurva dimana
kurva tersebut menunjukkan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam
formasi.
·
Kegunaan log Gamma Ray :
·
Evaluasi kandungan serpih
·
Menentukan lapisan permeabel
·
Evaluasi biji mineral yang radioaktif
·
Evaluasi lapisan mineral yang bukan
radioaktif
·
Korelasi log pada sumur berselubung
·
Korelasi antar sumur
Bergantung pada jenis sumber dan sensor sinar gamma yang
dipakai pada berbagai macam alat logging, maka perhitungan ini bisa berupa
perhitungan kandungan alami sinar gamma di formasi, ataupun perhitungan jumlah
sinar gamma yang kembali ke sensor setelah ditembakkan sensor ke formasi.
Apapun jenis sensor yang dipakai, sinar gamma digunakan untuk melihat kandungan
radiokatif yang ada di formasi. Selain itu, pada aplikasi sensor densitas,
sinar gamma juga dipakai untuk menghitung tingkat densitas formasi.
Sinar
gamma umumnya dipakai untuk membedakan lapisan batuan pasir (sand) dan batuan
lempung (shale). Sebagai aturan dasar, bahwa sand umumnya memiliki kandungan
radioaktif yang lebih sedikit daripada shale. Namun hal ini tidak mesti terjadi
pada semua tipe formasi, di berbagai belahan dunia, kandungan radioaktif juga
banyak didapatkan di sand, yang kemudian dikenal dengan nama dirty sand. Untuk
mempermudah pemahaman tentang sinar gamma kita bisa mengambil aturan dasar
yaitu semakin tinggi nilai sinar gamma maka semakin banyak kandungn shale di
formasi, begitu pula sebaliknya. Hal ini akan sangat baik jika dikombinasikan
dengan data resistivitas untuk melihat apakah bisa disimpulkan bahwa nilai
sinar gamma yang tinggi menunjukkan adanya shale dan sebaliknya.
Prinsip kerja Log GR. Di
alam terdapat banyak bahan dasar yang secara alamiah mengandung radioaktifitas,
yaitu Uranium (U), Thorium (Tho) dan Potasium (K). Radioaktifitas GR berasal
ketiga unsur radioaktif tersebut yang secara kontinyu memancarkan GR dalam
bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu menembus
batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor
sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada
detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per
satuan waktu (cacah GR). Alat untuk mengukur
GR ada dua macam, yaitu :
1. Standart Gammaray Tool
(SGT)
2. Natural Gammaray
Spectometry Tool (NGT)
SGT mengukur semua GR
alamiah yang timbul, depth of investigation SGT kira – kira 10 inchi dan
vertical resolutionnya 10 inchi sedangkan NGT selain mengukur semua GR, juga
mengukur energi GR dan menentukan konsentrasi 3 macam elemen radiaktif yang
biasa ada di alam yaitu ; Uranium (Ur235/238), Potassium (isotop 19K40),
Thorium (Th 232) dimana depth of investigationnya kira – kira 15 inchi dan
vertical resolutionnya 15 inchi. Adapun alat lain yang digunakan yaitu Induced
Gammaray Tools, dalam alat ini dipasang sebuah sumber radioaktif yang
memancarkan gammaray dengan energi tinggi. Contohnya adalah alat density log,
seperti ; FDC – Formation Density Compensated, dan LDT – Litho Density Tool.
b.
Sinar
Gamma Untuk Pengukuran Densitas
Gambar. log gamma untuk pengukuran
densitas
Densitas
adalah jumlah massa per satuan volum. Sedangkan Densitas Bulk adalah hitungan
kotor berat jenis secara total atau rata-rata per satu satuan. Dalam hal ini
kita berbicara entang jumlah massa per satuan volum formasi.
Untuk
menentukan densitas bulk ini kita bisa menggunakan aplikasi sinar gamma. Namun
sinar gamma yang dimaksud di sini adalah sinar gamma yang ditembakkan ke
formasi dan bukan sinar gamma yang secara alami terkandung di formasi. Efek
sinar gamma yang bisa kita analisa untuk menghitung densitas adalah Efek
Hamburan Compton dan Efek Serapan Fotolistrik.
Sebagai
aturan dasar adalah semakin banyak kandungan elekron suatu materi maka semakin
tinggi nilai densitas materi tersebut.
Ketika
sinar gamma energi-sedang menjalar dan berinteraksi dengan atom, sebagian
energinya dipakai untuk melempar elektron keluar dari jalur orbitnya dan sinar
gamma-pun mengalami penurunan tingkat energi menjadi tingkat energi-lemah yang
kemudian ia menjalar lagi, efek ini dikenal dengan nama Hamburan Compton. Ketika
sinar gamma energi-lemah ini menjalar kembali dan berinteraksi dengan atom
lainnya, karena tingkat energinya yang rendah maka ia terserap oleh atom
tersebut, efek ini dikenal dengan nama Serapan Fotolistrik. Kedua efek ini
berkaitan langsung dengan jumlah elektron yang terkandung di salam suatu atom.
Semakin banyak elektron, semakin sedikit sinar gamma yang bisa menjalar karena
efek hamburan dan serapan tadi.
Dengan
begitu, semakin sedikit pula sinar gamma yang bisa kembali ke sensor yang ada
di alat LWD. Sensor ini menghitung spektrum energi untuk menentukan seberapa
banyak sinar gamma tingkat energi-sedang yang kembali ke sensor dan seperti apa
tingkat energi sinar gamma tersebut. Semakin sedikit sinar gamma yang kembali
ke sensor, berarti semakin banyak sinar gamma yang hilang berinteraksi dengan
atom di formasi, yang menunjukkan banyaknya kandungan elektron di formasi
tersebut atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat densitas formasi
tersebut.
Lalu
bagaimana hubungan densitas ini dengan keberadaan hidrokarbon di formasi? Alat
LWD beroperasi berdasarkan asumsi bahwa densitas bulk alat sama dengan densitas
bulk formasi. Namun pada kenyatannya teknik perhitungan ini tidak sama, karena
alat LWD menghitung densitas bulk bedasarkan jumlah elektron pada suatu volum
materi, sedangkan densitas bulk formasi bergantung terhadap berat atom atau
jumlah proton dan neutron dalam suatu volum materi. Untuk itu perlu dicari
perumusan yang menghubungkan antara densitas bulk alat LWD dan densitas bulk
sebenarnya di formasi.
Berikut solusinya, silahkan
dicermati secara pelan-pelan, ini tidak rumit tapi butuh daya tangkap yang
bagus untuk mengerti algoritma perhitungannya:
- Kita definisikan jumlah elektron setiap satu gram atom,
- Kita definisikan jumlah elektron setiap satu gram,
- Kita definisikan jumlah elektron setiap sentimeter kubik, dimana densitas bulk formasi, dengan begitu Ne bisa kita sebut sebagai densitas elektron.
- Berdasarkan densitas elektron bisa kita definisikan indeks elektron sebagai, , dengan begitu RHOE bisa kita sebut sebagai jumlah elektron pada suatu volum tertentu.
- Dari perumusan di atas bisa kita sederhanakan menjadi,
- Pada sebagian besar elemen yang ditemukan di lingkungan pengeboran, berat atom setara dengan dua kali nomor atom, atau dengan kata lain, jumlah proton dan neutron pada suatu atom setara dengan dua kali jumlah elektron pada atom tersebut, . Jadi perumusan bisa disederhanakan menjadi, ini kita rumuskan untuk sebagian besar elemen yang ditemukan di lingkungan pengeboran.
- Sedangkan densitas bulk LWD seperti yang dijelaskan di atas adalah berdasarkan jumlah elektron atau indeks densitas elektron, , dimana adalah densitas bulk LWD.
- Sehingga bisa disimpulkan bahwa atau densitas bulk LWD adalah setara dengan densitas bulk formasi.
Coba dilihat kembali bahwa, hal ini adalah benar pada hampir semua elemen yang ditemukan
di lingkungan pengeboran, tapi tidak benar pada hidrogen. Karena hidrogen
memiliki 1 proton, 1 elektron, dan tidak memiliki neutron. Jadi pada hidrogen
perbandingan algoritma tersebut tidak sama dengan 1. Ini sangat penting bagi
kita karena hidrogen terkandung di hidrokarbon dan air. Jadi ketika hidrogen
terkandung di suatu formasi, maka tidak akan sama
dengan .Untuk mengatasi masalah perhitungan ini saat ditemukan
kandungan hidrogen, maka dilakukan eksperimen untuk menentukan hubungan dan saat hidrogen
terdapat di formasi. Yaitu dengan meletakkan alat pada suatu lempengan batuan
kapur yang sudah diketahui porositasnya sekitar 0% sampai 40%, kemudian
pori-porinya diisi dengan air. Melalui eksperimen ini ditemukan hubungan , yang dipakai Schlumberger untuk menghitung saat alat LWD berada
di lingkungan yang mengandung hidrogen. Eksperimen juga dilakukan menggunakan
lempengan batuan pasir dan dolomite, karena ketiga jenis batuan ini yang paling
sering ditemukan di lingkungan pengeboran. Dengan hasil eksperimen tersebut
maka semua alat LWD Schlumberger yang menghitung densitas harus dikalibrasi
berdasarkan standard ini. Air dan minyak memiliki kandungan hidrogen yang
hampir sama, sehingga tidak perlu adanya koreksi terhadap hasil perhitungan.
Namun ketika alat LWD melintasi bebetuan yang berbeda semisal batuan garam dan
gipsum, maka butuh sedikit koreksi terhadap hasil perhitungan densitas formasi
yang diperoleh alat LWD, karena algoritma yang dipakai hanya diperuntukkan
untuk jenis batuan kapur, pasir dan dolomite.
Semua hasil perhitungan ini adalah
tidak mesti tepat karena adanya faktor-faktor di lingkungan pengeboran yang
berubah dari waktu ke waktu juga akan mempengaruhi perhitungan. Koreksi-koreksi
ini sangat penting adanya untuk ketepatan hasil akhir perhitungan parameter
fisis yang akan diberikan kepada klien. Koreksi ini berbeda-beda antara satu
perhitungan dengan perhitungan lain, misalnya pada sinar gamma kita harus
koreksi dengan besarnya diameter sumur, berat jenis lumpur bor, kandungan
potasium dan besarnya diameter alat. Porositas memiliki koreksi yang paling
rumit karena sangat bergantung pada banyak faktor lingkungan pengeboran yang
berubah setiap saat, seperti suhu di dalam sumur, tingkat ke-asinan formasi dan
lumpur, jenis matrik formasi, besarnya diamter lubang sumur, indeks hidrogen
formasi, dsb.
Density
Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh lubang bor
sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar kecilnya densitas juga
dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan yang variatif,
dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil.
Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga
densitasnya mendekati densitas matrik.
Log
Netron
Gambar.
log netron (kanan: netron tunggal ; kiri: netron ganda)
Pada Netron Log, bila konsentrasi
hidrogen didalam formasi besar maka semua partikel neutron akan mengalami
penurunan energi serta tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang
perlu digarisbawahi bahwa netron hidrogen tidak mewakili porositas batuan
karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Netron tidak dapat
membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia
terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung yang banyak
mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-olah mempunyai
porositas tinggi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi bentuk kurva Netron Log adalah shale atau clay dimana semakin
besar konsentrasinya dalm lapisan permeable akan memperbesar harga porositas
batuan. Kekompakan batuan juga akan mempengaruhi defleksi kurva Netron Log
dimana semakin kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan akan menurun dan
kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak dan gas maka
akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan air asin atau air
tawar akan memberikan harga porositas neutron yang mendekati harga porositas
sebenarnya.
Prinsip kerja dari alat ini yaitu
menembakkan partikel neutron berenergi tinggi kedalam formasi secara terus
menerus dan konstan dari suatu sumber radioaktif.
Netron log ini dapat digunakan
sebagai porositas tool pada batuan dengan porositas rendah sampai sedang, dan
dapat juga digunakan untuk korelasi batuan.
Log
Sonik
Gambar. log sonic
Log
sonik merupakan log yang digunakan untuk
mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana pada log densitas dan log netron.
Log sonik menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan / dipancarkan ke
dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver.
Kecepatan suara
melalui formasi batuan tergantung terutama oleh matriks batuan serta distribusi
porositasnya. Kecepatan suara pada batuan dengan porositas nol dinalakan
kecepatan matriks
Sonik log digunakan untuk mengukur
porositas batuan formasi dengan cara mengukur interval transite time, yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan
formasi sejauh satu feet.
Prinsip Kerja Log Sonik
• Alat sonik mengukur kecepatan suara /
sonik dalam formasi
• Transmitter memancarkan suatu “
pressure pulse” berfrekuensi 25 Hz
• Pulsa ini menghasilkan 6 gelombang,
yaitu :
Gelombang kompresional dan gelombang
refraksi shear yang merambat dalam formasi. Dua gelombang langsung sepanjang sonde dan di
dalam mud. Dua gelombang permukaan sepanjang dinding lubang sumur (Pseudo Rayleigh
dan Stoneley)
• Laju / kecepatan gelombang – gelombang
itu antara 4000 sampai 25 000 ft / sec tergantung pada litologi
• Sebuah gelombang compressional
merambat dari transmitter via mud ke formasi, lalu merambat dalam formasi,
lalumerambat dalam mud lagi untuk mencapai receiver
• Transmitter memancarkan satu pulsa
• Suatu rangkaian electronic mengukur
waktu dari pulsa ini sampai waktu dimana “the first negative excursion”
dideteksi oleh near receiver
• Transmitter memancarkan satu pulsa
lagi
• Diukur waktu dari pulsa kedua sampai
waktu dimana “the first negative excursion” dideteksi oleh far receiver.
Beda
antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak antara receiver – receiver (
span ) sebesar dua ft menghasilkan formation transit times sec / ft ).m dalam microseconds / ft.
gan saya minta tolong donk fungsi standpipe, liner hansi dan abondan,,,
BalasHapusTrima kasih atas berbagi ilmunya khususnya di bidang instrumentasi Oil and Gas berbahasa indonesia, sangat cocok dipadukan dengan materi Oil dan Gas lainnya baik Instrumentnya maupun Geo Scienc/Eng seperti:
BalasHapushttp://rendhz.blogspot.com/
http://rendhz.blogspot.com/2014/04/pengertian-dasar-minyak-dan-gas.html
http://solderhangat.wordpress.com/
http://cahayabelida.blogspot.com/2011/04/pengertian-dasar-petroleum-migas.html
https://nanangsugiarto.wordpress.com/2008/03/25/dasar-dasar-teknik-reservoir-2/
http://www.scribd.com/doc/50684050/Pengantar-Teknik-Perminyakan
Harapan kita terwujud satu web terbuka tentang Pengetahuan Praktis Oil and Gas berbahasa Indonesia, kita tunggu tulisan berbagai lini keilmuan praktis seperti Petrololeum Eng, Geologys, Geophysic, Geoservices Data processing, Field Engineer Wireline, Instrument Enggineer Wireline, Instrument Engineer Process, Mud Logging Service, Production Logging Services, Cementing Engineer, Rig Technology, dll...
Brp harga loging test, tlg info contact person ?
BalasHapus